Friday 18 January 2013

Sajak Luka oleh Rafaat Haji Hamzah

Ini sajak luka,
yang darahnya masih mengalir,
yang parutnya masih ternganga.

Ini sajak luka,
yang hatinya disiat,
yang jantungnya dirobek.

Ini sajak luka,
yang matanya ditikam,
yang pandangnya dikaburkan.

Ini sajak luka,
yang tangannya diikat,
yang kakinya ditambat.

Ini sajak luka,
yang lidahnya disekat,
yang raungnya disakat.

Ini sajak luka,
yang bibirnya tersepit,
yang bahasanya dihimpit,

Ini sajak luka,
yang fikirnya dirombak,
yang rasanya dilali.

Ini sajak luka,
yang jujurnya diperdaya,
yang ikhlasnya dimamah.

Ini sajak luka,
yang ramahnya dihelah,
yang mesranya dipersenda.

Ini sajak luka,
yang bodohnya disorak,
yang lekanya diteriak.

Ini sajak luka,
yang sejarahnya diubah,
yang hartanya ditarah.

Ini sajak luka,
yang budayanya digaul,
yang adatnya dicabul.

Ini sajak luka,
yang rohnya diganti,
yang jiwanya dibeli.

Ini sajak luka,
yang tanahnya dijajah,
yang rantaunya dijelajah.

Ini sajak luka,
yang bapanya lari,
yang ibunya mati.

Ini sajak luka,
yang anaknya tak tahu mengeja,
yang cucunya tak fasih berkata.

Ini sajak luka,
yang selatnya dibelah,
yang teluknya diserah.

Ini sajak luka,
yang buminya terpijak,
yang langitnya tak terjunjung.

Ini sajak luka,
yang anaknya dibiar,
yang anak haramnya dibesar.

Ini sajak luka,
yang tuannya dikepong,
yang tamunya disokong.

Ini sajak luka,
yang istananya ditimbus,
yang mahkotanya dihumban.

Ini sajak luka,
yang Rajanya dicandu,
yang kerajaannya beradu.

Ini sajak luka,
yang semangatnya dipadam,
yang akarnya dicabut.

Ini sajak luka,
yang jasadnya masih berdarah,
yang jiwanya masih bernanah.

Ini sajak luka,
yang lukanya dilukai,
yang dilukai terluka.

Rafaat Haji Hamzah

Rujukan: Rafaat Haji Hamzah, (2007). Yang Bilang. Singapura: COKELAT.

0 comments :

Post a Comment