Friday 25 January 2013

Bicara Dua Profesor oleh MAS

prolog

Ramadhan mengundang datang Profesor A dari selatan
Syawal mempersila pula Profesor B dari utara
kedua profesor pada main di arena yang sama
pada bicara tentang 'ainulyakin dan ilmalyakin.

dialog

round 1

Profesor A tenang bicara penuh takwa
"pabila mata kepala melihat maya indah tergubah
segera hati nurani memuji terserlah madah Alhamdulillah
wujud Maha Pencipta dirasa dengan teguh ilmu di dada
sekali-kali tidak ia teraba oleh mata kepala."

tegas: ilmalyakin mengatasi 'ainulyakin!

round 2

Profesor B lantang suara penuh selera
"manusia kini pada keliru; menilai ilmu mengabai mata
ilmu menghitung tak selalu jitu - ia bisa keliru
mata terang memandang; jelas lantas kelihatan
melihat dengan mata, bijak - mengira dengan ilmu, tidak."

jelas: 'ainulyakin mengatasi ilmalyakin!

round 3...

round 4 - sampai selesai...

dua profesor hujah menghujah bidas membidas tak capai
                                                                         damai
sekitar arena jadi kelabu, harubiru campur keliru

spektator pada kehilangan neraca; pabila
emosi naluri mengatasi segala bicara, dan
sorak tindak melonjak memihak favourite sendiri-sendiri.

monolog

dua profesor pada benar; pada yakin dengan teori, tapi
pengikut-pengikut ikut-ikutan menurut hati tanpa kaji, lalu
tuduh-tuduhan fitnah-fitnahan sama sendiri, sudahnya
tak siapa pun untung malah semuanya rugi. Pasti!

epilog

benarlah kata pepatah Melayu:
gajah berjuang dengan gajah, pelanduk mati di tengah-tengah

persis jenaka Si Velo yang lucu:
lembu sama lembu ada gusti, itu rumput juga ada mati!

MAS

Rujukan: MAS, (1998). Jangan Tak Ada. Singapura: Angkatan Sasterawan '50

0 comments :

Post a Comment