Friday 18 January 2013

Betapa Ku Tak Merelakan Ketenangan Hinggap Walau Sebutir Di Badanku oleh Muhd Andi Mohd Zulkepli

telah lama ku buang polemik lembut-kerasnya sastera
karena pertama telah ku sedari estetikanya telah terletak di atas pundaknya menerjah pembohongan
dan kedua, karena telah ku sedari betapa jijik dan rakusnya hidup yang telah kita bina
dan ketiga, karena ku telah lama meloya dan meluat dengan segala peninabobokan manusia secara total!
malah dengan sastera yang lembut mendodoi itulah, mereka menanam cebis-cebis ketenangan palsu
di balik ributnya arus durja menzalimi kemanusiaan
telah ku rasai dan alami ketenangan yang terlalu mendiktat
hingga membaculkan akal dan jiwa manusia
telah ku lihat dan tontoni kedamaian yang mendaifkan
hingga golongan karyawan dan intelek bisa tunduk berbisu di saat perogolan ruh dan spirit kemanusiaan berlaku
di ruang corong akademik, sekolah, pendidikan dan segala ruang ilmu yang telah dimonopoli
dan dipermain-mainkan
telah ku cium bau bangkai kematian nusa masa depan
dengan aroma jijik nilai dolar yang diberakkan dan diperah ke atas massa
dengan bau-bauan kematian akal dan rasa
dan segala tindakan yang sepatutnya naluriah lagi maha insaniah
malangnya,
ketenangan yang kau cari-cari, hai anak-anakku
adalah mitos bayang rekaan buatan dunia baru ini
yang kau gangnamkan rentaknya
dan kau menghip-hopkannya
menjadi dendangan sial zamanmu
dan melanjutkan malang zaman lalu
dan benarkah, kau sudah bersedia, wahai anak-anakku
atau mereka kan terus menggagalkanmu
lewat usaha mengembirikanmu
dan mencabut segala nafasmu
sebagai insan
insan
insan.

Muhd Andi Mohd Zulkepli

0 comments :

Post a Comment