Friday, 22 November 2013
Sehingga Mereka Juga Mahu oleh Karmin Abbas
andai inginkan sebuah taman
suarakan pada tanah, pada alam, pada Tuhan
agar tanah menyuburkan benih
agar alam menyiram tanah-tanih
agar Tuhan melimpahkan Rahman-Nya
andai kau inginkan mainan
suarakan pada abang, pada kakak, pada emak
agar abang berbisik-bisik
agar kakak merisik-risik
agar emak membelek-beleknya di depan bapak
andai engkau inginkan sesuatu
suarakan pada teman-teman, pada handai taulan, pada seluruh kejiranan
agar teman-teman tahu
agar handai taulan tahu
agar seluruh kejiranan tahu
agar berbilang bangsa faham nuansamu
bisikkan kepada mereka rasionalnya
risikkan buat mereka hikmahnya
belek-belekkan hak itu di depan mereka
sehingga mereka juga mahu
Karmin Abbas
Ini Pulau Melebih oleh Rafaat Haji Hamzah
Ini pulau melebih
Ada pulau terlebih tambaknya
Ada jalan terlebih ERPnya
Ada politik terlebih satu partai sahaja
Ada pembangkang terlebih diamnya
Ada menteri terlebih senyumnya
Ada anggota parlimen terlebih jendol dan misainya
Ada 'speaker' terlebih sepinya
Ada MP terlebih angguknya
Ada badan melayu terlebih anggotanya
Ada majlis terlebih 'pusat'nya
Ada mesyuarat terlebih kueh-muehnya
Ada diskusi terlebih gaduhnya
Ada yayasan terlebih 'daki'nya
Ada pelajar telebih wang sakunya
Ada penuntut terlebih kegiatannya
Ada biasiswa terlebih payah mendapatkannya
Ada ugama terlebih majlisnya
Ada ulamak terlebih politiknya
Ada imam terlebih khutbahnya
Ada ustaz terlebih gajinya
Ada Islam terlebih pantangnya
Ada selam terlebih 'bochap'nya
Ada ustazah terlebih beleternya
Ada mat tabligh terlebih janggutnya
Ada bapak terlebih 'overtime' nya
Ada emak terlebih 'golden chance'nya
Ada abang terlebih masuk lokapnya
Ada kakak terlebih gugur kandungannya
Ada akhbar terlebih tipisnya
Ada TV terlebih siaran ulangannya
Ada majalah terlebih umpatnya
Ada radio terlebih coloknya
Ada 'Suria' terlebih rancangan memasaknya
Ada 'Warna' terlebih 'halal food booster'nya
Ada 'daddy' terlebih 'tattoo'nya
Ada 'mummy' terlebih tindiknya
Ada Mat Kental terlebih alimnya
Ada Minah 'Ferring' terlebih seluar ketatnya
Ada rumah HDB terlebih hutangnya
Ada kereta terlebih COEnya
Ada sekolah terlebih yurannya
Ada kesilapan terlebih dendanya
Ada NS terlebih buang waktunya
Ada 'reservist' terlebih maki-hamunnya
Ada CD terlebih Melayunya
Ada Mat Kampau terlebih 'posing'nya
Ada mahasiswa terlebih belajarnya
Ada graduan terlebih penganggurannya
Ada profesi terlebih 'menjadi cikgu'nya
Ada cikgu terlebih CCAnya
Ada bisnes terlebih 'ejen rumah'nya
Ada perniagaan terlebih 'bangkrupt'nya
Ada usahawan terlebih 'warung'nya
Ada 'golden chance' terlebih cabutan bertuahnya
Ada 'Anugerah' terlebih bakatnya
Ada artis terlebih 'glamour'nya
Ada pemuzik terlebih peminatnya
Ada album terlebih 'stock' jualan tak lakunya
Ada banyak lagi yang selebihnya
Ada lebih baik setakat in sahaja
Ada penyair terlebih kata
Ada apa dengan cinta?
Rafaat Haji Hamzah
Rujukan: Rafaat Haji Hamzah, (2007). Yang Bilang. Singapura: COKELAT.
Ada pulau terlebih tambaknya
Ada jalan terlebih ERPnya
Ada politik terlebih satu partai sahaja
Ada pembangkang terlebih diamnya
Ada menteri terlebih senyumnya
Ada anggota parlimen terlebih jendol dan misainya
Ada 'speaker' terlebih sepinya
Ada MP terlebih angguknya
Ada badan melayu terlebih anggotanya
Ada majlis terlebih 'pusat'nya
Ada mesyuarat terlebih kueh-muehnya
Ada diskusi terlebih gaduhnya
Ada yayasan terlebih 'daki'nya
Ada pelajar telebih wang sakunya
Ada penuntut terlebih kegiatannya
Ada biasiswa terlebih payah mendapatkannya
Ada ugama terlebih majlisnya
Ada ulamak terlebih politiknya
Ada imam terlebih khutbahnya
Ada ustaz terlebih gajinya
Ada Islam terlebih pantangnya
Ada selam terlebih 'bochap'nya
Ada ustazah terlebih beleternya
Ada mat tabligh terlebih janggutnya
Ada bapak terlebih 'overtime' nya
Ada emak terlebih 'golden chance'nya
Ada abang terlebih masuk lokapnya
Ada kakak terlebih gugur kandungannya
Ada akhbar terlebih tipisnya
Ada TV terlebih siaran ulangannya
Ada majalah terlebih umpatnya
Ada radio terlebih coloknya
Ada 'Suria' terlebih rancangan memasaknya
Ada 'Warna' terlebih 'halal food booster'nya
Ada 'daddy' terlebih 'tattoo'nya
Ada 'mummy' terlebih tindiknya
Ada Mat Kental terlebih alimnya
Ada Minah 'Ferring' terlebih seluar ketatnya
Ada rumah HDB terlebih hutangnya
Ada kereta terlebih COEnya
Ada sekolah terlebih yurannya
Ada kesilapan terlebih dendanya
Ada NS terlebih buang waktunya
Ada 'reservist' terlebih maki-hamunnya
Ada CD terlebih Melayunya
Ada Mat Kampau terlebih 'posing'nya
Ada mahasiswa terlebih belajarnya
Ada graduan terlebih penganggurannya
Ada profesi terlebih 'menjadi cikgu'nya
Ada cikgu terlebih CCAnya
Ada bisnes terlebih 'ejen rumah'nya
Ada perniagaan terlebih 'bangkrupt'nya
Ada usahawan terlebih 'warung'nya
Ada 'golden chance' terlebih cabutan bertuahnya
Ada 'Anugerah' terlebih bakatnya
Ada artis terlebih 'glamour'nya
Ada pemuzik terlebih peminatnya
Ada album terlebih 'stock' jualan tak lakunya
Ada banyak lagi yang selebihnya
Ada lebih baik setakat in sahaja
Ada penyair terlebih kata
Ada apa dengan cinta?
Rafaat Haji Hamzah
Rujukan: Rafaat Haji Hamzah, (2007). Yang Bilang. Singapura: COKELAT.
Sejarah oleh Mohd Latiff Mohd
Sejarah itu berlalu bagai ombak
berlalu begitu sahaja
tanpa apa-apa pamitan
tanpa apa-apa pesanan
ia bungkam tujuh zaman
dalam cermin keimanan
ia tenggelam dalam dakapan malam
sejarah itu bangkit semua; secara tiba-tiba
tetapi tidak bicara apa-apa
melainkan melolong di senja suram
reput dalam petala zaman
dan konon katanya hiba
bangkitlah anak-anakku; bangkitlah
berlangirkan darah; berkiblatkan keadilan
bina suatu sejarah manusia yang nurnya
tidak terbayang di cermin berkaca
revolusi kita: membangkitkan manusia
yang telah lama dikapankan dirahibkan
di sejuk mimbar: semalam
Mohd Latiff Mohd
Rujukan: Mohd Latiff Mohd, (2002). Bagiku Sepilah Sudah Kumpulan Puisi-puisi Pilihan 1990-2002. Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd.
Potret Diri Seorang Yang Bernama Aku oleh Suratman Markasan
5:15 pm
Potret Diri Seorang Yang Bernama Aku
,
Puisi
,
Sajak
,
Singapura
,
Suratman Markasan
0 comments
Aku besar di tengah keributan keluarga
bapaku mencintai ibu dengan
tangan kasar pipi ibu ditangan
ibuku menyayangi bapa dengan
caci sayang hati bapa dibakar hangus
aku tergantung di atas langit-langit
bara dan asap di bawah
keringatku melilih dan adik-adik
menjilat
menghisapi
hingga darahku
tersedut sama
bapaku hilang riwayatnya
ibuku menjual kehormatan
aku tidak kenal di mana
abc & 123 dan telingaku
tak pernah dibisik dengan alif ba ta
ibuku pandai merokok juga
kenal ace king & queen
adik-adikku tak pernah
minum susu ibu
kerana susu ibu sudah dijual di pasar
aku menandingi ibu
kalau harganya 20 dollar Singapura
aku laku 20 dollar Amerika
kalau keringatnya dimakan king & queen
adik-adik yang menghisap darahku
mereka besar juga dan
melihat bapa tiri bertukar wajah
mereka kenal pintu sekolah tapi
fikirnya diganggu mimpi buruk siang hari
aku tiba-tiba suatu hari menjadi ibu
tanpa suami yang berani berbisik
di hatiku: akulah bapa anakmu!
aku tenggelam dalam-dalam
di pasir-pasir basah yang berisi
makan minum yang melempar kepalaku
jauh dari dunia celaka ini
semakin aku meronta semakin dalam fikiranku tersorok
bagai pasir selut yang tak kenal ampun
aku dipergok polisi Negara
air kencingku tak bisa dibohongi
aku diamankan dua tahun
putus berita adik-adik dan
anakku tanpa bapa yang jantan
ibu tidak pernah tunjuk muka
kerana aku tak pernah mengharapkan
kehadirannya di muka bumi ini
aku teringat adik-adik dan
anakku tanpa bapa yang jantan
aku tak pandai berdoa
kerana aku tak pernah tahu
di dunia ini ada Tuhan yang menyayangi aku
tapi di sini fikiranku kembali waras
tubuhku tidak digeluti
kemudian aku tammat sekolah latihan
aku kembali bertugas lama
kerana tidak ada tangan yang menarikku
cuma mulut-mulut yang menarik kepalaku
dan mataku kabur-kabur dengan dollar di depan
aku lupa menghantar air kencing
minggu berikut aku diseret polisi Negara
bahasa pegawai lebih rendah
daripada pelangganku di kelab malam
kerana mereka bilang aku:
anjing yang lebih anjing daripada anjing-anjing!
air kencing tak bisa dibohongi
tapi aku berani sumpah, oh Tuhan yang baru kukenal
aku tak terbenam di pasir-pasir lagi
tapi semua manusia memalingkan wajahnya
kepada aku-aku-aku
yang lebih anjing daripada anjing-anjing
aku diamankan lagi
berapa tahun aku tak pusing kepala
tapi yang pokok kau yang bernama manusia
harus tahu hati kepalaku
aku baru menemui manusia yang manusia
pabila dia datang satu hari padaku
aku bilang aku tak betah hidup di luar
kerana di luar aku tak menemui manusia yang manusia
yang ada syaitan-syaitan yang akan menguliti tubuhku
atau malaikat-malaikat yang memalingkan wajahnya
pabila bersua tubuh kasar ini
sekarang mahu kau tahu siapa aku?
aku adalah kau-kau-kau yang bernama aku
telinga hidung mata tangan mulut serupa
tapi kau bilang hatimu putih bersih
atau sebenarnya tersembunyi jelaga jauh ke dalam
yang pasti kau nampak dengan senyummu
aku adalah penagih dan penyedap
yang tak dapat mencari jalan pulang
kerana jalan itu telah kau tutup rapat-rapat-rapat
sampai hari kiamat!
Suratman Markasan
Rujukan: Suratman Markasan, (2004). Puisi Luka Dan Puisi Duka (Puisi-puisi Pilihan 1979-2002). Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd.
bapaku mencintai ibu dengan
tangan kasar pipi ibu ditangan
ibuku menyayangi bapa dengan
caci sayang hati bapa dibakar hangus
aku tergantung di atas langit-langit
bara dan asap di bawah
keringatku melilih dan adik-adik
menjilat
menghisapi
hingga darahku
tersedut sama
bapaku hilang riwayatnya
ibuku menjual kehormatan
aku tidak kenal di mana
abc & 123 dan telingaku
tak pernah dibisik dengan alif ba ta
ibuku pandai merokok juga
kenal ace king & queen
adik-adikku tak pernah
minum susu ibu
kerana susu ibu sudah dijual di pasar
aku menandingi ibu
kalau harganya 20 dollar Singapura
aku laku 20 dollar Amerika
kalau keringatnya dimakan king & queen
adik-adik yang menghisap darahku
mereka besar juga dan
melihat bapa tiri bertukar wajah
mereka kenal pintu sekolah tapi
fikirnya diganggu mimpi buruk siang hari
aku tiba-tiba suatu hari menjadi ibu
tanpa suami yang berani berbisik
di hatiku: akulah bapa anakmu!
aku tenggelam dalam-dalam
di pasir-pasir basah yang berisi
makan minum yang melempar kepalaku
jauh dari dunia celaka ini
semakin aku meronta semakin dalam fikiranku tersorok
bagai pasir selut yang tak kenal ampun
aku dipergok polisi Negara
air kencingku tak bisa dibohongi
aku diamankan dua tahun
putus berita adik-adik dan
anakku tanpa bapa yang jantan
ibu tidak pernah tunjuk muka
kerana aku tak pernah mengharapkan
kehadirannya di muka bumi ini
aku teringat adik-adik dan
anakku tanpa bapa yang jantan
aku tak pandai berdoa
kerana aku tak pernah tahu
di dunia ini ada Tuhan yang menyayangi aku
tapi di sini fikiranku kembali waras
tubuhku tidak digeluti
kemudian aku tammat sekolah latihan
aku kembali bertugas lama
kerana tidak ada tangan yang menarikku
cuma mulut-mulut yang menarik kepalaku
dan mataku kabur-kabur dengan dollar di depan
aku lupa menghantar air kencing
minggu berikut aku diseret polisi Negara
bahasa pegawai lebih rendah
daripada pelangganku di kelab malam
kerana mereka bilang aku:
anjing yang lebih anjing daripada anjing-anjing!
air kencing tak bisa dibohongi
tapi aku berani sumpah, oh Tuhan yang baru kukenal
aku tak terbenam di pasir-pasir lagi
tapi semua manusia memalingkan wajahnya
kepada aku-aku-aku
yang lebih anjing daripada anjing-anjing
aku diamankan lagi
berapa tahun aku tak pusing kepala
tapi yang pokok kau yang bernama manusia
harus tahu hati kepalaku
aku baru menemui manusia yang manusia
pabila dia datang satu hari padaku
aku bilang aku tak betah hidup di luar
kerana di luar aku tak menemui manusia yang manusia
yang ada syaitan-syaitan yang akan menguliti tubuhku
atau malaikat-malaikat yang memalingkan wajahnya
pabila bersua tubuh kasar ini
sekarang mahu kau tahu siapa aku?
aku adalah kau-kau-kau yang bernama aku
telinga hidung mata tangan mulut serupa
tapi kau bilang hatimu putih bersih
atau sebenarnya tersembunyi jelaga jauh ke dalam
yang pasti kau nampak dengan senyummu
aku adalah penagih dan penyedap
yang tak dapat mencari jalan pulang
kerana jalan itu telah kau tutup rapat-rapat-rapat
sampai hari kiamat!
Suratman Markasan
Rujukan: Suratman Markasan, (2004). Puisi Luka Dan Puisi Duka (Puisi-puisi Pilihan 1979-2002). Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd.
Takai oleh Sidek Saniff
Ia ayam jaguhku
Nama ala Jepang
Warisan perang
Sebentar tadi
Waktu tua sedikit dari bayi.
Takai berjalan bersamaku
membimbit buku ke sekolah
Mengiringiku ke pokok jambu
Yang ku petik buahnya
waktu malam berbalam
bersama rakan, milik Nyai Yam.
Begitu ku pulang
Takai berkokok datang
Beras, jagung ditelapak tangan
jadi kesukaan santapan
Anak-anak memimiki muka disakiti
Bagiku ia bak therapy
Bikin darah mengalir lancar
Tubuh segar bogar.
Kepalanya ku usap mesra
Tapi ditajami
Bak keris
dah banyak jaguh terbaring
bila mengebeng betinanya.
Suatu hari
Berak kapur menyerang
satu demi satu mangsa melayang
Pagi itu
Takai merapatiku, sayu
Aku merapatinya, kaku.
Ia pergi membawa sama
Hati anak desa ini.
Sidek Saniff
Rujukan: Sidek Saniff (2004). Bukan Binatang Buruan Kumpulan Sajak 1955-2004. Singapura: Majlis Bahasa Melayu Singapura.
Nama ala Jepang
Warisan perang
Sebentar tadi
Waktu tua sedikit dari bayi.
Takai berjalan bersamaku
membimbit buku ke sekolah
Mengiringiku ke pokok jambu
Yang ku petik buahnya
waktu malam berbalam
bersama rakan, milik Nyai Yam.
Begitu ku pulang
Takai berkokok datang
Beras, jagung ditelapak tangan
jadi kesukaan santapan
Anak-anak memimiki muka disakiti
Bagiku ia bak therapy
Bikin darah mengalir lancar
Tubuh segar bogar.
Kepalanya ku usap mesra
Tapi ditajami
Bak keris
dah banyak jaguh terbaring
bila mengebeng betinanya.
Suatu hari
Berak kapur menyerang
satu demi satu mangsa melayang
Pagi itu
Takai merapatiku, sayu
Aku merapatinya, kaku.
Ia pergi membawa sama
Hati anak desa ini.
Sidek Saniff
Rujukan: Sidek Saniff (2004). Bukan Binatang Buruan Kumpulan Sajak 1955-2004. Singapura: Majlis Bahasa Melayu Singapura.
Tujui oleh Kamilah Ahmad
Tujui hatimu ke dasar keimanan.
Tujui matamu ke teluk pengetahuan.
Tujui langkahmu ke menara
Kebajikan dan ibadah.
Tujui warisanmu ke puncak hakikat,
Ke tatasusila bertugu kesempurnaan.
Tujui kau ke tahap kemuncak kesyukuran
Yang menampung kesejahteraan
Nescaya kau tidak akan kesesatan dalam kegelapan,
Dalam dakapan senja sebelum kau bersedia.
Kamilah Ahmad
Rujukan: Kamilah Ahmad (2001). Langkah Kembara. Singapura: Triple Eleven Enterprise.
Tujui matamu ke teluk pengetahuan.
Tujui langkahmu ke menara
Kebajikan dan ibadah.
Tujui warisanmu ke puncak hakikat,
Ke tatasusila bertugu kesempurnaan.
Tujui kau ke tahap kemuncak kesyukuran
Yang menampung kesejahteraan
Nescaya kau tidak akan kesesatan dalam kegelapan,
Dalam dakapan senja sebelum kau bersedia.
Kamilah Ahmad
Rujukan: Kamilah Ahmad (2001). Langkah Kembara. Singapura: Triple Eleven Enterprise.
Dalam Almanak oleh Noridah Kamari
(tergerak daripada sajak Sutardji Calzoum Bahri, Kapak Hitam)
aku cuba takik almanak ini dengan kapak hitammu, sutardji
ingin aku lihat isninku selasaku jumaatku mengalir
bak sungai waktu yang tak bertepian
deras meluncur dari 365 kotak-kotak
pantas melepasi putaran 1 hingga 12
yang sudah terlalu lama mengait bayang bayang
yang sudah terlalu lama mencongak kehidupan
yang sudah terlalu lama meluruhkan daunan
yang sudah terlalu lama memburui luka
yang sudah terlalu lama menoktahkan mimpi
yang sudah terlalu lama membekukan dunia
kotak-kotak ini menjadi lopong-lopong hidup
membendung hari dan saat menjadi salinan salinan
yang berlalu kini serupa dengan semalam atau esok
tiada denyut dan debar dalam takwim ini
sesekali dihiburkan dengan perayaan itu ini
sesekali dirancakkan dengan panjangnya cuti
hingga tawa dan tangis menjadi emosi serupa
seakan diarah mengalir dari skrip drama maya
dan masa terus menjadi hamba yang
mengabdi kepalanya kepada almanak
yang menjanjikan hari esok dan lusa dan tulat
hingga ke helaian terakhir
sebelum aku buka lembaran almanak baru
dengan api azam yang tak pernah luput bahangnya
untuk hidup setahun lagi
aku cuba takik almanak ini dengan kapak hitammu, sutardji
ingin aku lihat isninku selasaku jumaatku mengalir
dalam darah keringat dan airmata
tapi aku hanya mampu merangkak dari kotak-ke-kotak
kerana hidup ini perlu ada yang dikorbankan
biar mimpi hilang dalam lopak lopong kosong ini
yang wira itu sebenarnya mereka yang paling tahan diuji
biar dalam bebas atau balik besi bergerigi
demi penakatan,
aku hidup untuk hari ini
Noridah Kamari
Rujukan: Noridah Kamari & Farihan Bahron, (2005). Kail Panjang Sejengkal: Antologi Puisi. Singapura: [s.n.]
aku cuba takik almanak ini dengan kapak hitammu, sutardji
ingin aku lihat isninku selasaku jumaatku mengalir
bak sungai waktu yang tak bertepian
deras meluncur dari 365 kotak-kotak
pantas melepasi putaran 1 hingga 12
yang sudah terlalu lama mengait bayang bayang
yang sudah terlalu lama mencongak kehidupan
yang sudah terlalu lama meluruhkan daunan
yang sudah terlalu lama memburui luka
yang sudah terlalu lama menoktahkan mimpi
yang sudah terlalu lama membekukan dunia
kotak-kotak ini menjadi lopong-lopong hidup
membendung hari dan saat menjadi salinan salinan
yang berlalu kini serupa dengan semalam atau esok
tiada denyut dan debar dalam takwim ini
sesekali dihiburkan dengan perayaan itu ini
sesekali dirancakkan dengan panjangnya cuti
hingga tawa dan tangis menjadi emosi serupa
seakan diarah mengalir dari skrip drama maya
dan masa terus menjadi hamba yang
mengabdi kepalanya kepada almanak
yang menjanjikan hari esok dan lusa dan tulat
hingga ke helaian terakhir
sebelum aku buka lembaran almanak baru
dengan api azam yang tak pernah luput bahangnya
untuk hidup setahun lagi
aku cuba takik almanak ini dengan kapak hitammu, sutardji
ingin aku lihat isninku selasaku jumaatku mengalir
dalam darah keringat dan airmata
tapi aku hanya mampu merangkak dari kotak-ke-kotak
kerana hidup ini perlu ada yang dikorbankan
biar mimpi hilang dalam lopak lopong kosong ini
yang wira itu sebenarnya mereka yang paling tahan diuji
biar dalam bebas atau balik besi bergerigi
demi penakatan,
aku hidup untuk hari ini
Noridah Kamari
Rujukan: Noridah Kamari & Farihan Bahron, (2005). Kail Panjang Sejengkal: Antologi Puisi. Singapura: [s.n.]
Thursday, 14 November 2013
Mimpi Bakal Isteri Jin (LS) oleh Khaziah Yem
Aku sering bermimpi
bertemu ular
dalam mimpi aku dikejar
Ular berkata : Kahwini
aku!
Aku jawab : Hei, ular!
Bagaimana mungkin
ular berkahwin dengan
manusia!
Aku bermimpi dikejar ular
lagi
realiti hidup kuberkahwin
berbadan dua
dalam mimpi
berpusing-pusing mengelilingi ambin
terasa penat kududuk bawah
pohon rambutan
sekonyong-konyong ular
bertukar rupa
orang tua membawa kertas
dan pena
ditulis di atasnya
beberapa angka
Pada Mak Bidan luahan rasa
: Dia beri aku nombor.
Mak Bidan kata : Nasib
baik nombor tidak dibeli.
Kalau kena, anak kau
diambil pasti!
Antara mimpi dan alam
nyata
sering kulihat lelaki
berkain pelikat
kekadang menyerupa ahli
keluarga
ikut sahaja ke mana-mana
sehingga kuterima hadirnya
dalam hidup ini
walaupun ini satu misteri
menghantui
Amalan sendiri merugyah
diri
solat wajib, sunat serta
zikir
tak lepas kudindingkan
diri
memberi kekuatan takut
dijauhi
iilmu perorangan turut
dicari
pendamping bukan untuk
kunikmati
salah tingkah binasa diri
Satu hari usai solat dia
menjelmakan diri
hitam bagai arang, seperti
kayu terbakar ngeri
jerangkung bertulang hitam
aku tengokkan sahaja
jelmaan lelaki berkain
pelekat yang ikut aku ke
mana-mana
Aku berkata : Balik tempat
kau, jangan ganggu aku lagi!
Dia menjawab : Pertolongan
pasti kuberi
memang aku sering dibantu
dalam mimpi
namun janjinya tak boleh
kupercayai
Satu hari aku bermimpi
lagi
pengantin berseri bakal
dinikahi
busana pengantin bak
bidadari
kain sutera kuning
bersulam emas
bertudung rona hijau
duduk di atas batu biduri
bulan
di kawasan bertanah,
sedikit tinggi
menunggu bakal suami
Bakal suami tiba berkereta
mewah
berbadan gempal berkaca
mata hitam
memberi salam tiada yang
sambut
kerana seorang diri aku di
kamar suram
dia berbual sendirian aku
diam membungkam
Tiba saat aku
diijabkabulkan
Janji keramat menuntut
disatukan
Hadirin berjubah putih
membawa kitab
Saksi wali penuh beradab
Orang berjubah putih
bertanya : Bolehkah
wanita bersuami berkahwin
lagi?
Bakal suami membisu, aku
menjawab : Haram.
lantas bakal suami naik
kereta dan terus pergi
Satu malam aku bermimpi
lagi
lelaki gempal berkain
pelikat
datang mencium di dahi
terasa sayu dan syahdu
kufaham bahasa sedihmu
kau akan meninggalkanku
mungkin telah tiba waktu
yang hak akan kekal
yang bathil terusir lalu
Sejak itu aku tidak
bermimpi lagi….
Khaziah Yem
Penyebar Utusan oleh Kamilah Ahmad
Hatiku disentuh bayu ayu -
Anak kali lari berbatu
Di atas gunung bermula dahulu;
Air terjun terus menderu
Di kelilingi pula beribu kiraan
Pohon getah bernas dermawan
Melimpah keluhuran kesempurnaan,
Menyembahkan hajat penyebar utusan.
Kamilah Ahmad
Rujukan: Kamilah Ahmad (2001). Langkah Kembara. Singapura: Triple Eleven Enterprise.
Anak kali lari berbatu
Di atas gunung bermula dahulu;
Air terjun terus menderu
Di kelilingi pula beribu kiraan
Pohon getah bernas dermawan
Melimpah keluhuran kesempurnaan,
Menyembahkan hajat penyebar utusan.
Kamilah Ahmad
Rujukan: Kamilah Ahmad (2001). Langkah Kembara. Singapura: Triple Eleven Enterprise.
Perigiku oleh Sidek Saniff
Di tengah-tengah pepohon merimbun
Sela bersela
Rumbia, kelapa, sena, kabu-kabu dan bambu
serta hijauan lainnya
dengan tanah becah
Licin selepas rahmat turun
merekah tanah bahang mentari
Melebar kaki
Jejari diulati
Mengandar air di dinihari
dan perigi sakti ini
yang orang kata ia berhantu
berpenunggu, berpuaka
yang meremang roma
bila irama jengkerik terhenti
Tapi ia kawanku nan setia
penghilang dahaga
penjaga marwah dara
Ia saksi mati
seorang tua dan anaknya
merentas liku-liku kehidupan
yang mencarik-carik dada
yang melorek-lorek masa muka
bertatih-tatih erti ketabahan
meredhai takdir Tuhan
tanpa dahi berkerut
mulut merungut
walau perut terus mencerut
Dengan sabar menanti air mengisi ruang
Dengan tabah aku dan ayah menunggu tenang
Perigiku, pepohonku,
Malam, dinihariku
Bersemadi, bersatu.
Sidek Saniff
Rujukan: Sidek Saniff (2004). Bukan Binatang Buruan Kumpulan Sajak 1955-2004. Singapura: Majlis Bahasa Melayu Singapura.
Sela bersela
Rumbia, kelapa, sena, kabu-kabu dan bambu
serta hijauan lainnya
dengan tanah becah
Licin selepas rahmat turun
merekah tanah bahang mentari
Melebar kaki
Jejari diulati
Mengandar air di dinihari
dan perigi sakti ini
yang orang kata ia berhantu
berpenunggu, berpuaka
yang meremang roma
bila irama jengkerik terhenti
Tapi ia kawanku nan setia
penghilang dahaga
penjaga marwah dara
Ia saksi mati
seorang tua dan anaknya
merentas liku-liku kehidupan
yang mencarik-carik dada
yang melorek-lorek masa muka
bertatih-tatih erti ketabahan
meredhai takdir Tuhan
tanpa dahi berkerut
mulut merungut
walau perut terus mencerut
Dengan sabar menanti air mengisi ruang
Dengan tabah aku dan ayah menunggu tenang
Perigiku, pepohonku,
Malam, dinihariku
Bersemadi, bersatu.
Sidek Saniff
Rujukan: Sidek Saniff (2004). Bukan Binatang Buruan Kumpulan Sajak 1955-2004. Singapura: Majlis Bahasa Melayu Singapura.
Senyap Telah Datang Senyaplah oleh Suratman Markasan
Senyap telah datang senyaplah
bising telah pergi
aku bangun mau bicara
kepalaku ditekan tangan kasar
bapakku meletak jari di bibir
senyap telah datang senyaplah
adikku cuba bicara
kututup mulutnya
ia meronta minta dilepas
mata rimau bapakku menancap
senyap telah datang senyaplah
tapi celaka jam tanganku tak bisa mati
ia dihidupkan nadiku dan
nafas kami tak bisa putus
kerana kami masih berperan
otakku menjalar
jika seluruh nafas dunia disatukan
baru nuclear tak bisa marah
senyap akan pergi
bising akan datang bisinglah
keranan dunia belum mau kiamat lagi
Suratman Markasan
Rujukan: Suratman Markasan, (2004). Puisi Luka Dan Puisi Duka (Puisi-puisi Pilihan 1979-2002). Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd.
bising telah pergi
aku bangun mau bicara
kepalaku ditekan tangan kasar
bapakku meletak jari di bibir
senyap telah datang senyaplah
adikku cuba bicara
kututup mulutnya
ia meronta minta dilepas
mata rimau bapakku menancap
senyap telah datang senyaplah
tapi celaka jam tanganku tak bisa mati
ia dihidupkan nadiku dan
nafas kami tak bisa putus
kerana kami masih berperan
otakku menjalar
jika seluruh nafas dunia disatukan
baru nuclear tak bisa marah
senyap akan pergi
bising akan datang bisinglah
keranan dunia belum mau kiamat lagi
Suratman Markasan
Rujukan: Suratman Markasan, (2004). Puisi Luka Dan Puisi Duka (Puisi-puisi Pilihan 1979-2002). Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd.
Impiannya oleh Mohd Latiff Mohd
Seorang anak mongel; melihat sepasang merpati
memadu rindu di bawah bayangan pelangi
terbang melintasi pawana; membawa lagu ria
menembusi langit biru terbuka; jauh saujana
mentasbihkan alam maya; alam wangi udara
kemudian dia melihat sepasang rama-rama
dalam sayap merah; biru jingga
bermain di kelopak cempaka
hinggap di pelipis mawar
bau-bauan bunga-bunga berlapis warna
mengisi rongga dada; mengisi nafas berbunga
lantas merenung manja; ke dada kolam terbuka
melihat belibis bercumbu mesra; bercanda ria
kejar-mengejar; berselisihkan kasih penuh makna
di celah-celah teratai unggu jingga
menyembunyikan diri; menyembunyikan rasa
kasih rindu dua ekor belibis menayangkan gentanya
kemudian berbaring di hamparan rumput membaldu
dalam kehijauan warna selaut rasa bercumbu
tunduk tafakur mentasbihkan makna rindu
dalam lingkaran pelangi
mencari makna realiti
mencari makna diri
dalam seribu tafsir
dalam seribu zikir
kalimah Ilahi.
Mohd Latiff Mohd
Rujukan: Mohd Latiff Mohd, (2002). Bagiku Sepilah Sudah Kumpulan Puisi-puisi Pilihan 1990-2002. Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd.
memadu rindu di bawah bayangan pelangi
terbang melintasi pawana; membawa lagu ria
menembusi langit biru terbuka; jauh saujana
mentasbihkan alam maya; alam wangi udara
kemudian dia melihat sepasang rama-rama
dalam sayap merah; biru jingga
bermain di kelopak cempaka
hinggap di pelipis mawar
bau-bauan bunga-bunga berlapis warna
mengisi rongga dada; mengisi nafas berbunga
lantas merenung manja; ke dada kolam terbuka
melihat belibis bercumbu mesra; bercanda ria
kejar-mengejar; berselisihkan kasih penuh makna
di celah-celah teratai unggu jingga
menyembunyikan diri; menyembunyikan rasa
kasih rindu dua ekor belibis menayangkan gentanya
kemudian berbaring di hamparan rumput membaldu
dalam kehijauan warna selaut rasa bercumbu
tunduk tafakur mentasbihkan makna rindu
dalam lingkaran pelangi
mencari makna realiti
mencari makna diri
dalam seribu tafsir
dalam seribu zikir
kalimah Ilahi.
Mohd Latiff Mohd
Rujukan: Mohd Latiff Mohd, (2002). Bagiku Sepilah Sudah Kumpulan Puisi-puisi Pilihan 1990-2002. Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd.
Wednesday, 13 November 2013
Tsk Tsk Tsk oleh Karmin Abbas
tsk tsk tsk
bukan bunyi cicak
tsk tsk tsk
maksud tidak enak
tsk tsk tsk
tinggal sebelah-menyebelah
tsk tsk tsk
satu bersih satu rasuah
tsk tsk tsk
bukan bunyi cicak
tsk tsk tsk
geleng kepala kecewa
tsk tsk tsk
satu selatan satu utara
tsk tsk tsk
bagai ikan tertanggal kepala
tsk tsk tsk
bukan bunyi cicak
tsk tsk tsk
komen dari jauh
tsk tsk tsk
satu aman satu tidak
tsk-tsk tsk
meningkat kes bunuh
tsk tsk tsk
bukan bunyi cicak
tsk tsk tsk
tabiat buruk terbongkar
tsk tsk tsk
mintak punya mintak
tsk tsk tsk
akhirnya tangan kosong terbakar
tsk tsk tsk
kalau bunyi cicak
tsk tsk tsk
maksudnya tiada siapa yang tahu
tsk tsk tsk
melekat jijikan di bumbungmu tuhan
tsk tsk tsk
bakal dilastik di situ
Karmin Abbas
Karmin Abbas